Ir Sukarno Satu-satunya Yang Berpidato Mengutip Al-Qur'an di PBB - TANEAK TANAI
TANEAK JANG - BUMAI PAT PETULAI
MAGEA SANOK SEMANEI SLAWEI KUTE NE,MARO BA ITE SELALU JEMAGO PERSATUAN LEM MBANGUN TANEAK TANAI TE,BLOGGER ADE BA ALAT MAGEA ITE UNTUK SELALU JEMALIN SILATURRAHMI.

" Sesungguhnya engkau tidak akan menjadi orang besar, kalau hanya menuntut ilmu dengan kepintaran tinggi, tapi melupakan tempat kelahiranmu...dengan pura-pura lupa,atau apapun itu "
- Anton -
Photobucket
Home » » Ir Sukarno Satu-satunya Yang Berpidato Mengutip Al-Qur'an di PBB

Ir Sukarno Satu-satunya Yang Berpidato Mengutip Al-Qur'an di PBB

Written By Anton on Jumat | 00.41




Pada tanggal 30 September 1960, Bung Karno berpidato di Sidang Umum PBB ke XV, New York, AS. Di depan Majelis Umum (General Assembly) PBB, beliau melontarkan tema "To Build the World A new" (Membangun Tatanan Dunia Baru) yang membuatnya menjadi sangat terkenal, karena setelah pidatonya tersebut, ia dinobatkan sebagai Pahlawan Islam Asia-Afrika.
Penobatan itu dilakukan pada pertemuan para pemimpin negara-negara Asia Afrika di Kairo Mesir, yang kemudian melahirkan Gerakan Non Blok, tahun 1961. Begitu fenomenalnya sosok Bung Karno, sehingga ia menjadi mercu suar, bukan saja bagi bangsanya, tetapi bagi bangsa-bangsa di Asia dan Afrika.

Yang membuat saya lebih takjub lagi dalam pidato Bung Karno, ternyata beliau satu-satunya pemimpin negara yang mengutip Q.S. al-Hujuraat 49:13, luar biasa... Padahal sebelumnya sempat pula berpidato pemimpin-pemimpin negara Islam termasuk Saudi Arabia tidak ada yang mengutip ayat suci al-Qur'an dalam pidato-pidatonya.

Berikut cuplikan translasi pidatonya:

Hari ini, dalam mengucapkan pidato kepada Sidang Majelis Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa, saya merasa tertekan oleh suatu rasa tanggung-jawab yang besar. Saya merasa rendah hati berbicara dihadapan rapat agung daripada negarawan-negarawan yang bijaksana dan berpengalaman dari timur dan barat, dari utara dan dari selatan, dari bangsa-bangsa tua dan dari bangsa-bangsa muda dan dari bangsa-bangsa yang baru bangkit kembali dari tidur yang lama.

Saya telah memanjatkan do’a kepada Tuhan Yang Maha Kuasa agar lidah saya dapat menemukan kata-kata yang tepat untuk menyatakan perasaan hati saya, dan saya juga telah berdo’a agar kata-kata ini akan bergema dalam hati sanubari mereka yang mendengarnya.

Saya merasa gembira sekali dapat mengucapkan selamat kepada Tuan Ketua atas pengangkatannya dalam jabatannya yang tinggi dan konstruktif. Saya juga merasa gembira sekali untuk menyampaikan atas nama bangsa saya ucapkan selamat datang yang sangat mesra kepada keenambelas Anggota baru dari Perserikatan Bangsa-Bangsa.

Kitab Suci Islam mengamanatkan sesuatu kepada kita pada saat ini. Qur’an berkata: “Hai, sekalian manusia, sesungguhnya Aku telah menjadikan kamu sekalian dari seorang lelaki dan seorang perempuan, sehingga kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku agar kamu sekalian kenal-mengenal satu sama lain. Bahwasanya yang lebih mulia diantara kamu sekalian, ialah yang lebih taqwa kepadaKu”.

Bung Karno Shalat di Amerika

Masih dalam rangka kunjungan Presiden Sukarno ke Amerika Serikat tahun 1956. Ketika tiba saatnya shalat, Bung Karno dan rombongan menuju salah satu masjid di sana untuk bersujud. Usai shalat berjamaah, Bung Karno berdoa sejenak. Sejurus kemudian, ia bangkit berdiri lagi untuk kembali melaksanakan shalat sunah dua raka’at…. Anggota rombongan lain, ada yang mengikuti Bung Karno shalat sunah, ada yang tekun berdzikir, ada pula yang beringsut mundur, dan menunggu di luar masjid.
Tampak di sebelah kiri Bung Karno adalah Roeslan Abdulgani. Diplomat muda, pahlawan pada pertempuran heroik 10 November 1945 di Surabaya. Ia kemudian diangkat menjadi Menteri Luar Negeri, dan termasuk tokoh di balik Konferensi Asia Afrika Bandung yang bersejarah itu. Roeslan Abdulgani wafat 29 Juni 2005 dalam usia 91 tahun.

Seperti umumnya jemaah masjid, begitu pula Bung Karno. Di dalam masjid, tidak ada presiden, tidak ada menlu, tidak ada pejabat. Yang ada hanya imam dan makmum. Begitu pula usai shalat, Bung Karno dengan santai duduk di tangga masjid untuk mengenakan sepatu, seperti halnya jamaah yang lain. Usai shalat, ia kembali melanjutkan protokol kunjungan kenegaraannya. Antara lain menggelar pembicaraan bilateral dengan Presiden Dwight Eisenhower yang dikisahkan “kurang mesra”.

Share this article :

8 komentar:

Kamas wood mengatakan...

kurang mesra maksudnya gimana gan?

Karya Danta mengatakan...

Bung karno, is the best

Karya Danta mengatakan...

Bung karno, is the best

Anonim mengatakan...

Di pidato 121 menit ini dia juga mengutip alkitab dalam bahasa Inggris, tepat sesudah mengutip Al-Quran (dan ini Bung Karno mau menunjukkan kebhinnekaan Indonesia) - tapi di banyak blog fakta ini diabaikan begitu saja.

Irfan Aji 26 mengatakan...

Tekad yg tinggi iman yg kuat itulah pemimpin yg sesungguhnya

Anonim mengatakan...

Benar Sukarno mengutip Injil dalam pidatonya

Anonim mengatakan...

AS menuduh Sukarno "tidak bermoral"karena memilih tidak berfihak ke AS maupun Uni Soviet dan lebih suka non-blok

Anonim mengatakan...

Di Islamic Center di Washington, DC, Bung Karno sholat sunnah saja. Belum masuk waktu Dzuhur

Posting Komentar

Profil Singkat Suku Rejang

Suku Rejang adalah salah satu suku tertua di pulau Sumatra selain suku bangsa Melayu.Suku Rejang menempati daerah Lebong,Rejang Lebong,Kepahiang,Bengkulu Utara dan sebagian menyebar ke wilayah Sumatera Selatan.Bila kita lihat dari dialek bahasa yang digunakan, sangat jelas perbedaan antara bahasa Melayu dan bahasa daerah di Sumatra lainnya dengan bahasa Rejang. Suku Rejang menempati Kabupaten Lebong,kabupaten Rejang Lebong,kabupaten Kepahiang, Bengkulu Utara,Bengkulu Tengah Dan tersebar ke wilayah sumatera bagian selatan. Suku ini merupakan terbesar di provinsi Bengkulu

Jika mengacu pada sistem kelembagaan lokal atau local community masyarakat adat yang ada di Kabupaten Lebong adalah komunitas kampung yang di sebut dengan dengan istilah lokal Kutai atau Dusun yang berdiri sendiri yang merupakan kesatuan kekeluargaan yang timbul dari sistem unilateral dengan sistem garis keturunan yang patrilineal dan dengan cara perkawinan yang eksogami, aplikasi sistem lokal ini kemudian di terjemahkan dengan sistem kelembagaan Marga, sebuah sistem adopsi dari sistem pemerintahan Kesultanan Pelembang. Ada beberapa kesatuan kekeluargaan yang relatif masih tegas asal usul, wilayah tata aturan lokal di Kabupaten Lebong masing-masing kekeluargaan tersebut kemudian di sebut dengan Marga. John Marsden, Residen Inggris di Lais (1775-1779) menceritakan tentang adanya empat Petulai Rejang diantaranya Jekalang (Joorcalang), Selupuak (Selopoo), Manai (Beremani), Tubey (Tubay) di sisi lain Dr. J.W. Van Royen dalam Laporannya “adat-Federatie in de Residentie’s Bengkoelen en Palembang” menyatakan bahwa Marga-Marga tersebut merupakan kesatuan Rejang yang paling murni.
_________________________________________
 
Support : BUMAI PAT PETULAI | Sukau Jang | Taneak Jang
Copyright © 2011. TANEAK TANAI - All Rights Reserved
Template Modify by Creating Website
Proudly powered by Blogger